Selasa, 13 Maret 2018

Tugas Analisis Regresi

Nama : Ferlica Pustisari
NIM   : 201532109
Analisis Regresi / Sesi 01

Halaman 7






















Halaman 13 - 15

1).


2).
\

3).


4).
 

5).





Kamis, 20 Oktober 2016

POLA PENYEBARAN PENYAKIT

POLA PERUBAHAN PENYAKIT

Pola kejadian penyakit saat ini sudah mengalami perubahan yang di tandain dengan transisi Epidemiologi. Secara garis besar transisi Epidemiologi adalah perubahan pola penyakit dan kematian yang semula di dominasi oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit non- infeksi/ penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit sangat di pengaruhi oleh keadaan demografi (pendididkan, umur, jenis kelamin ), sosial ekonomi (pendapatan pendududk), sosial budaya (adat istiadat).



  • Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1). Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut dan tak akan tahu akan sampai kaoan fenomena ini bisa berhenti.



Gambar 1 :Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007

Sumber : Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil.

Menurut profil PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan meninggal karena PTM5.

Saat ini di Indonesia, data morbiditas penyakit dari fasilitas kesehatan dikumpulkan dari puskesmas dan rumah sakit. Karena penegakan diagnosis PTM di rumah sakit relatif lebih valid, maka analisis PTM dilakukan terhadap data rumah sakit.

Data analisis diperoleh dari laporan rumah sakit melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) edisi 2010 dan 2011 (data 2009 dan data 2010) yaitu RL2B (Rawat Jalan) dan RL2A (Rawat Inap), yang merupakan laporan rumah sakit langsung ke Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Data tahun 2009-2010 diperoleh dari publikasi data mentah SIRS edisi 2010-2011.

Pelaporan RL2A (rawat inap) pada tahun 2009-2010 masih rendah yaitu secara nasional hanya 29,2% pada tahun 2009, kemudian turun menjadi 24,63% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan. Begitu juga halnya dengan laporan RL2B (rawat jalan) laporannya dari tahun 2009-2010 masih rendah yaitu 28,37% pada tahun 2009, turun menjadi 26,29% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan.

Berdasarkan provinsi, tahun 2009, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A adalah Provinsi Gorontalo dan RL2B adalah Provinsi Gorontalo dan Papua. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Papua, Sulawesi Selatan dan Bengkulu sedangkan jumlah rumah sakit yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan Sulawesi Barat, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan DKI Jakarta. Sedangkan untuk tahun 2010, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A yaitu Provinsi Gorontalo dan Papua Barat sedangkan rumah sakit yang tidak melapor RL2B adalah Provinsi Papua Barat. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Maluku Utara, Banten dan Papua sedangkan jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor RL2B adalah Provinsi Papua, Banten dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

  • Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.





Gambar 2: Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 2010
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011

Gambar ini menggambarkan tingkat kefatalan menyebabkan kematian berdasarkan Case Fatality Rate (CFR) untuk PTM prioritas yang dikendalikan program-program pengendalian di Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari tahun 2009-2010. Tampak pada tahun 2009, Strok merupakan penyakit dengan CFR tertinggi (12,68%) diikuti oleh penyakit Jantung (9,17%), sedangkan tahun 2010 Strok dan penyakit Jantung menempati urutan teratas (8,7%). CFR yang meningkat adalah Asma, Hipertensi dan Kanker. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus persentasenya menurun dari tahun 2009-2010 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
elatan dan Bengkulu sedangkan jumlah rumah sakit yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan Sulawesi Barat, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan DKI Jakarta. Sedangkan untuk tahun 2010, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A yaitu Provinsi Gorontalo dan Papua Barat sedangkan rumah sakit yang tidak melapor RL2B adalah Provinsi Papua Barat. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Maluku Utara, Banten dan Papua sedangkan jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor RL2B adalah Provinsi Papua, Banten dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.


  • Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.



Gambar 3 : Tingkat Kefatalan (CFR) Penyakit Tidak Menular Prioritas Pada Rawat Inap Rumah Sakit Tahun 2009-2010

Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang bersifat tidak menular, kronis (menahun), timbul karena semakin menurunnya (kemunduran) kondisi dan fungsi organ tubuh seiring dengan proses penuaan. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, antara lain: penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi, jantung, stroke), endokrin (diabetes mellitus, thyroid, kekurangan nutrisi, hiperkolesterol), neoplasma (tumor jinak, tumor ganas), osteophorosis, gangguan pencernaan (konstipasi, wasir, kanker usus), dan kegemukan.

yang meningkat adalah Asma, Hipertensi dan Kanker. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus persentasenya menurun dari tahun 2009-2010 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

elatan dan Bengkulu sedangkan jumlah rumah sakit yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan Sulawesi Barat, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan DKI Jakarta. Sedangkan untuk tahun 2010, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A yaitu Provinsi Gorontalo dan Papua Barat sedangkan rumah sakit yang tidak melapor RL2B adalah Provinsi Papua Barat. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Maluku Utara, Banten dan Papua sedangkan jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor RL2B adalah Provinsi Papua, Banten dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.


  • Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.




Gambar 4. Presentasi Kematian Penyakit Degeneratif 15 Tahun Berdasarkan Penyakit ENMD, DCS, dan Non (ENMD+DCS)

  •  Kematian penyakit degeneratif DCS terbanyak pada usia 55 tahun. Memasuki usia 30 tahun, pembuluh darah manusia secara perlahan tapi pasti mulai kehilangan daya elastisitasnya. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga usia rata-rata manusia setinggi 80 tahun. Proses penuaan pembuluh darah sendiri terjadi pada usia 4050 tahun. (Setianto, B, 2007). Faktor usia memengaruhi kemunduran fungsi tubuh termasuk kekakuan pembuluh darah (mengkerut dan menua).



Gambar 5. Persentase penyebab kematian penyakit ENMD dan DCS individu usia 15 tahun, menurut umur saat meninggal

  • Perempuan lebih banyak terdapat pada kematian penyakit degeneratif ENMD dan DCS. Usia 4060 tahun merupakan masa krisis bagi perempuan. Pada usia ini perempuan biasanya sedang mencapai puncak karir, dan justru pada masa tersebut mereka akan mengalami menopause (usia 4555 tahun). Kondisi menopouse dapat menurunkan produksi hormon wanita (estrogen dan progesteron). Dengan penurunannya, maka distribusi lemak tubuh mulai terganggu. Penimbunan lemak yang tidak terdistribusi dengan baik akan memengaruhi metabolisme tubuh. Bila proses ini diikuti dengan pola makan, gaya hidup, dan aktivitas tidak sehat secara berkepanjangan, maka setelah usia 60 tahun individu akan rentan terhadap serangan penyakit degeneratif


Gambar 6. Persentase penyebab kematian penyakit ENMD dan DCS individu usia 15 tahun, menurut jenis kelamin

  • Tipe daerah pada kematian penyakit degeneratif ENMD dan DCS banyak terdapat di perkotaan, karena kota merupakan daerah urban dengan berbagai permasalahannya. Faktor penting terjadi banyaknya kematian penyakit degeneratif di perkotaan sangat ditunjang dengan kebiasaan pola makan, gaya hidup, pola gerak yang salah serta faktor stres psiko-sosial yang cukup tinggi.





 Gambar 7. Persentase penyebab kematian penyakit ENMD dan DCS individu usia 15 tahun, menurut tipe daerah



Rabu, 29 Januari 2014

Panduan Ringkas HTML

Daftar Isi

  1. PENDAHULUAN dan PERKENALAN
  2. TAG HTML Penting: Bila anda tidak cukup paham tentang perbedaan antara HTML 2.0, HTML 3.0, HTML 3.2, dan Netscape extensions, sebaiknya anda membacaW3C statement tentang perkembangan HTML.
ELEMEN DASAR


Jenis Dokumen(terdapat pada awal dan akhir dari file HTML)

Judul(harus selalu terdapat pada mukadimah)

Mukadimah (Header)(keterangan umum, seperti judul dsb.)

Batang Tubuh(isi dari halaman HTML)
 
 
 
ANCANGAN STRUKTURAL


Kepala(Heading - spesifikasi untuk menetapkan 6 tingkatan kepala)

Penataan (Align) Kepala [*]

Bagian (Division)


Penataan Bagian


Kutipan Blok (Block Quote)
 [*]
(tampilan dengan jeda terhadap batas pinggir)

Penekanan (Emphasis)(umumnya huruf miring)

Penguatan (Strong Emphasis)(umumnya huruf tebal)

Kutipan singkat (Citation)(umumnya huruf miring)

Kode(Code - untuk source code listings)

Contoh Keluaran(Sample Output)

Masukan Papan Ketik(Keyboard Input)

Variabel(Variable)

Definisi(Definition - jarang dipakai)

Alamat Pengarang (Author's Address)


Huruf ukuran Besar

Huruf Ukuran Kecil
 
 
FORMAT TAMPILAN


Huruf Tebal(Bold)

Huruf Miring(Italic)
N3.0bGaris Bawah(Underline - jarang digunakan)

Huruf Coret(Strikeout - jarang digunakan)
N3.0bHuruf Coret(Strikeout - jarang digunakan)

Huruf Geser Bawah(Subscript)

Huruf Geser Atas(Superscript)

Huruf Mesin Ketik(Typewriter - huruf berjarak tetap)

Pra-format (Preformatted)


(menampilkan dengan jarak pra-format)

Jarak Huruf


(mengatur jarak huruf)

Rata Tengah
 [*]
(Center - berlaku untuk teks maupun gambar)
N1.0Huruf Kedip(Blinking - tag terlucu sampai kini)

Ukuran Huruf(Font Size - boleh diisi dari 1 sampai 7)

Rubah Ukuran Huruf
N1.0Basis Ukuran Huruf(boleh diisi 1 sampai 7; ukuran standard/default=3)

Warna Huruf
N3.0bPilih Jenis Huruf
N3.0bTeks Multi Kolom
N3.0bJarak Batas Kolom(default = 10 pixels)
N3.0bLebar Kolom
N3.0bCelah (Spacer)
N3.0bJenis Celah
N3.0bUkuran Celah
N3.0bDimensi Celah
N3.0bPenataan Celah
 
 
 
ACUAN DAN GRAFIK


Acuan pada dokumen tertentu

Acuan pada sasaran dalam dokumen(bila terdapat pada dokumen lain)
(bila terdapat pada dokumen yang sama)
N2.0Jendela Sasaran (Target Window)

Penamaan sasaran pada dokumen

Kaitan(Relationship)(jarang digunakan)

Kaitan terbalik (Reverse Relationship)(jarang digunakan)

Peragaan Gambar

Penataan Letak Gambar
N1.0Penataan Letak Gambar

Alternatif Teks***(saat gambar belum/tidak ditampilkan)

Daerah Gambar (Imagemap)(membutuhkan program script)

Daerah Gambar pihak klien

Uraian Daerah Gambar

Pembagian Daerah Gambar

Dimensi Gambar(in pixels)

Garis Batas(dalam satuan pixel)

Ruang Pembatas(dalam satuan pixel)
N1.0Gambar Low-Res Proxy
N1.1Pemindahan Tarik(Client Pull)
N2.0Objek Cantum(Embed Object - mencantumkan objek pada dokumen)
N2.0Ukuran Objek
 
 
PEMISAH


Paragraf [*](tag penutup seringkali tak diperlukan)

Align Text
 [*]


Pndah Baris
(pindah ke baris berikut)

Putus Penataan Baris
(Clear Textwrap)

Garis Datar

(Horizontal Rule)

Penataan Letak Garis



Tebal Garis

(dalam satuan pixel)

Lebar Garis

(dalam satuan pixel)
N1.0Lebar Garis Persentasi

(dalam persentasi terhadap lebar halaman)

Garis Pejal

(Solid Line - tanpa pola 3D)
N1.0Tanpa Ganti Baris(No Break - mencegah ganti baris)
N1.0Sambung Suku Kata(Word Break - letak ganti baris bila diperlukan)
 
 
DAFTAR


Daftar Tanpa Nomor
(Unordered List - Cantumkan 

  •  sebelum tiap butir)


    Kompak
      (Compact)

      Jenis Butiran
        (Bullet Type - berlaku umum bagi butir terdaftar)

      • (berlaku khusus pada butir ini dan selanjutnya)

        Daftar Bernomor
        (Ordered List - Cantumkan 

      •  sebelum tiap butir)


        Kompak


          Jenis Penomoran
            (berlaku umum untuk semua butir dalam daftar)

          1. (berlaku khusus pada butir ini dan selanjutnya)

            Nomor Mulai
              (berlaku umum untuk semua butir dalam daftar)

            1. (berlaku khusus pada butir ini dan selanjutnya)

              Daftar Definisi
              (Definition List - 

              =istilah,
              =uraian)


              Kompak


              Daftar Menu

            2. (Cantumkan 

            3.  sebelum butir menu)


              Kompak



              Daftar Direktori

            4. (Cantumkan 

            5.  sebelum tiap butir direktori)


              Kompak


               
               
              LATAR BELAKANG DAN WARNA


              Latar Belakang Gambar(Tiled Background)

              Warna Latar Belakang [*](Background Color - urutan: merah/hijau/biru)

              Warna Huruf Teks [*]

              Warna Acuan [*]

              Acuan Lepas Kunjung [*](Visited Link)

              Acuan Aktif [*](Active Link)
               
              HURUF SPESIAL(these must all be in lower case)


              Special Character&#?;(where ? is the ISO 8859-1 code)

              <<

              >>

              &&

              ""

              Registered TM®

              Copyright©

              Spasi tak putusNon-breaking Space
              (Daftar lengkap huruf khusus terdapat di http://www.uni-passau.de/%7Eramsch/iso8859-1.html)
               
              FORMULIR


              Rancangan Formulir
              Define Forms
              N2.0Mengirimkan File
              File Upload

              Input Field

              Nama Field

              Nilai Field

              Kotak Periksa(checkboxes dan radio boxes)

              Ukuran Field(dalam satuan jumlah karakter)

              Panjang Maksimum(dalam satuan karakter)

              Daftar PilihanSelection List

              Nama Daftar Pilihan

              Jumlah Pilihan

              Banyak Pilihan(dapat memilih lebih dari satu)

              Pilihan(butir yang dapat dipilih)

              Pilihan Default

              Ukuran Input Box

              Nama Input Box
              N2.0Rangkuman TeksWrap Text
               
               

              VALIGN=TOP|BOTTOM|MIDDLE>


















              TABEL


              Rancangan Tabel
               [*]


              Garis Batas Tabel


              Celah Sel
              Cell Spacing

              Penyangga Sel
              Cell Padding

              Lebar Tabel
              (dalam satuan pixel)

              Lebar Tabel Persentasi
              (dalam satuan persen terhadap lebar halaman)

              Baris dalam Tabel


              Penataan Letak Baris


              Sel dalam Tabel(harus ada dalam setiap baris tabel)

              Penataan Letak SelVALIGN=TOP|BOTTOM|MIDDLE>

              Tanpa Ganti Baris

              Rentang KolomColumns to span

              Rentang BarisRows to span
              N1.1Lebar Sel(dalam satuan pixel)
              N1.1Lebar Sel Persentasi(dalam satuan persen terhadap lebar tabel)
              N3.0bWarna Sel

              Kepala Tabel(Table Header - seperti data dengan Bold dan Center)

              Penataan Letak Kepala TabelVALIGN=TOP|BOTTOM|MIDDLE>

              Tanpa Baris Baru

              Rentang KolomColumns to Span

              Rentang BarisRows to Span
              N1.1Lebar Kepala Tabel(dalam satuan pixel)
              N1.1Lebar Persentasi(dalam persentasi terhadap lebar tabel)
              N3.0bWarna Kepala Tabel

              Keterangan Tabel
              Caption

              Penataan Keterangan
              (di atas / di bawah tabel)
               
              FRAMES

              N2.0Dokumen dalam Frame(sebagai pengganti )
              N2.0Tinggi Baris Frame(dalam satuan pixel atau %)
              N2.0Tinggi Baris Frame(* = ukuran relatif)
              N2.0Lebar Kolom Frame(dalam satuan pixel atau %)
              N2.0Lebar Kolom Frame(* = ukuran relatif)
              N3.0bLebar Garis Batas
              N3.0bGaris Batas
              N3.0bWarna Garis Batas
              N2.0Rancangan Frame(isi dari frame individu)
              N2.0Tampilan Dokumen Frame
              N2.0Nama Frame
              N2.0Lebar Batas(batas kiri dan kanan)
              N2.0Tinggi Batas(batas atas dan bawah)
              N2.0Scrollbar?Memungkinkan scrolling pada frame
              N2.0Ukuran Frame tak bisa diubah
              N3.0bBatas Frame
              N3.0bWarna Garis Batas
              N2.0Isi tanpa Frame(bagi browser yang tak mampu frame)
              JAVA


              Applet

              Nama File Applet

              Parameter Applet

              Sumber Applet

              Identifier Applet(sebagai rujukan di tempat lain pada halaman sama)

              Teks Alternatif(untuk browser tanpa kemampuan Java browsers)

              Penataan Applet

              Ukuran Applet(in pixels)

              Celah batas Applet(in pixels)
              LAIN-LAIN


              Komentar(tidak ditampilkan oleh browser)

              Prolog HTML 3.2 [*]

              Mampu Cari(indikasi indeks yang dapat dicari-temukan)

              Prompt(teks sebagai prompt)

              Perintah Cari(gunakan tanda tanya yang sebenarnya)

              URL dari file ini(harus terletak di header)
              N2.0Nama Dasar Window(harus terletak di header)

              Kaitan(Relation dan Reverse Relation, harus terletak di header)

              Informasi Meta(harus terletak di header)

              Lembar Gaya Penulisan(Style Sheet - belum didukung sepenuhnya)

              Scripts(belum didukung sepenuhnya)